Catatan Prasetyo Abu Kaab

30 Agustus 2016

Ringkasan Tafsir as Sa'diy - Surat al Faatihah

Agustus 30, 2016 Posted by Abu Kaab , , , , No comments
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wassalam.

Tasmiyah

- makna ismullaah, yaitu mencakup seluruh nama-nama Allah
- makna lafadz jalaalah Allah, yaitu dzat yang disembah, yang diibadahi, yang berhak diesakan dalam peribadatan; karena Dia disifati dengan sifat-sifat uluhiyah yang merupakan sifat-sifat yang sempurna

Arrahmaan Arrahiim

- makna / terjemahan, yaitu yang maha pemurah, lagi maha penyayang
- kaedah : "beriman dengan nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta hukum-hukum sifat tersebut."

Ayat 1

- makna "alhamdulillaah", yaitu pujian atas Allah karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan perbuatan-perbuatan-Nya yang didasari kebaikan dan keadilan. Dan hanya milik Allah segala pujian yang sempurna dari segala sisi.
- dua macam tarbiyah

Ayat 3

- makna "maalik", yaitu yang menguasai
- makna yaumuddiin, yaitu hari kiamat, hari di mana manusia dibalas amalan-amalan baik dan buruk mereka

Ayat 4

- kaedah "pendahuluan ma'muul, memberikan faedah pembatasan". Sehingga maknanya ialah 'Kami menyembah kepadamu dan tidak menyembah kepada selainmu, kami
meminta pertolongan kepadamu dan tidak meminta pertolongan kepada selainmu.'
- definisi ibadah, yaitu nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah dari perkataan-perkataan atau perbuatan-perbuatan, baik zahir maupun batin.
- dua syarat diterimanya ibadah, yaitu ikhlas dan mutaaba'ah
- pentingnya isti'aanah dalam setiap ibadah

Ayat 5 - 7

- makna shiraathal mustaqiim, yaitu mengetahui kebenaran, dan mengamalkannya
- 'ihdinash shiraathal mustaqiim', mencakup dua hal :
1. hidaayah ilash shiraat, yaitu berpegang teguh dengan islam, dan meninggalkan agaman-agama selainnya
2. hidaayah fish shiraat, mencakup hidayah kepada seluruh rincian-rincian agama islam, baik secara ilmu maupun amal
- doa ini merupakan diantara doa yang paling lengkap, dan paling bermanfaat bagi hamba; oleh karena itu, kita diwajibkan utk membacanya setiap rekaat dalam shalat.

faedah lain dari surat al faatihah 

- mengandung 3 macam tauhid
- mengandung penetapan terhadap kenabian
- mengandung penetapan terhadap takdir, dan pembalasan terhadap amal hamba
- mengandung bantahan terhadap semua ahli bid'ah


بِسْمِ اللَّهِ
(Dengan menyebut nama Allah)
  1. {بِسْمِ اللَّهِ} أي: أبتدئ بكل اسم لله تعالى
  2. {اللَّهِ} هو المألوه المعبود، المستحق لإفراده بالعبادة، لما اتصف به من صفات الألوهية وهي صفات الكمال.
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(yang maha pengasih lagi maha penyayang)
  1. {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} اسمان لله
  2. واعلم أن من القواعد المتفق عليها بين سلف الأمة وأئمتها، الإيمان بأسماء الله وصفاته، وأحكام الصفات.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(segala puji bagi Allah Rabb semesta alam)
  1. {الْحَمْدُ لِلَّهِ} [هو] الثناء على الله بصفات الكمال، وبأفعاله الدائرة بين الفضل والعدل، فله الحمد الكامل، بجميع الوجوه.
  2. وتربيته تعالى لخلقه نوعان: عامة وخاصة.

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(yang menguasai hari pembalasan)
  1. المالك: هو من اتصف بصفة الملك
  2. يوم الدين، وهو يوم القيامة، يوم يدان الناس فيه بأعمالهم،

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
(hanya kepadamu kami menyembah, dan hanya kepadamu kami mohon pertolongan)
  1. لأن تقديم المعمول يفيد الحصر، وهو إثبات الحكم للمذكور، ونفيه عما عداه. فكأنه يقول: نعبدك، ولا نعبد غيرك، ونستعين بك، ولا نستعين بغيرك.
  2. {العبادة} اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأعمال، والأقوال الظاهرة والباطنة.
  3. {الاستعانة} هي الاعتماد على الله تعالى في جلب المنافع، ودفع المضار، مع الثقة به في تحصيل ذلك.
  4. وإنما تكون العبادة عبادة، إذا كانت مأخوذة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم مقصودا بها وجه الله. فبهذين الأمرين تكون عبادة،
  5. فإنه إن لم يعنه الله، لم يحصل له ما يريده من فعل الأوامر، واجتناب النواهي.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
(tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah engkau berikan kenikmatan, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat)
  1. أي: دلنا وأرشدنا، ووفقنا للصراط المستقيم ... وهو معرفة الحق والعمل به،
  2. فاهدنا إلى الصراط واهدنا في الصراط.
    1. فالهداية إلى الصراط: لزوم دين الإسلام، وترك ما سواه من الأديان،
    2. والهداية في الصراط، تشمل الهداية لجميع التفاصيل الدينية علما وعملا.
  3. فهذا الدعاء من أجمع الأدعية وأنفعها للعبد ولهذا وجب على الإنسان أن يدعو الله به في كل ركعة من صلاته، لضرورته إلى ذلك.


  1. فتضمنت أنواع التوحيد الثلاثة
  2. وتضمنت إثبات النبوة
  3. وإثبات الجزاء على الأعمال
  4. وتضمنت إثبات القدر
  5. تضمنت الرد على جميع أهل البدع 

29 Agustus 2016

Ringkasan Fikih Mutawassithoh - Kitab Thaharah

Agustus 29, 2016 Posted by Abu Kaab , , , No comments
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wassalam.

Thaharah

- Definisi thaharah yaitu pengangkatan hadats dan penghilangan najaasah
- Dua macam thaharah :
1. thaharah dari najaasah
2. thaharah dari hadats
Thaharah dari hadats, terbagi menjadi dua :
1. thaharah dari hadats besar, yaitu dengan mandi
2. thaharah dari hadats kecil, yaitu dengan wudhu

Air

Air terbagi menjadi dua, yaitu
1. Air thohur / suci
Air jenis ini boleh digunakan untuk thaharah / bersuci.
Contohnya ialah air sumur
2. Air najis
Air jenis ini tidak boleh digunakan untuk thaharah.
Contohnya ialah air selokan

Hukum-hukum Najaasaat

- Definisi najaasaat yaitu segala sesuatu yang dianggap kotor oleh syariat , yang menghalangi keabsahan shalat dan thawaf.
- Dua macam najaasah, yaitu
1. Najaasah dzaatiyah
Contohnya ialah air kencing manusia
2. Najaasah hukmiyah
Contohnya ialah pakaian yang terkena air kencing

Tiga tingkatan najaasah

1. mugholladhoh (berat), yaitu apa-apa yg terkena jilatan anjing
2. mukhoffafah (ringah), seperti air kencing bayi laki-laki yang hanya minum ASI
3. mutawassithoh (pertengahan)
- Cara membersihkan pakaian yang terkena najis ialah dengan dibasuh dengan air hingga najis hilang
- Hukum air kencing dan kotoran hewan yang halal dimakan, yaitu suci

Hukum-hukum buang air

- Adab-adab buang air

Istinjaa' dan Istijmaar

- Istinjaa' yaitu menghilangkan bekas / sisa dari apa-apa yang keluar dari dua jalan, dengan air
- istijmaar yaitu menghilangkan bekas / sisa dari apa-apa yang keluar dari dua jalan, dengan batu, atau yang semisalnya
- Lima syarat benda yang boleh digunakan untuk istijmaar, yaitu : suci, boleh digunakan, dapat membersihkan, bukan dari tulang / kotoran, dan bukan barang yang dimuliakan.
- Boleh mencukupkan bersuci dengan istijmar, dengan dua syarat :
1. kotoran hanya mengenai tempat keluar yang wajar
2. minimal dengan 3 kali usapan dari batu / sejenisnya

Referensi :
كتاب الفقه للمتوسطة وزارة التربية والتعليم - السعودية

Ringkasan Fawaid Hadis Halal dan Haram - Arbain Nawawi VI

Agustus 29, 2016 Posted by Abu Kaab , , , , No comments
Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas, dan di antara keduanya ada hal-hal yang samar yang tidak diketahui kebanyakan manusia. Barangsiapa menjaga diri dari hal yang samar (syubhat), sungguh dia telah memelihara agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang terjatuh pada yang syubhat, maka dia akan terjatuh pada yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar tanah larangan yang suatu saat akan memasukinya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki batas larangan. Ketahuilah batas larangan Allah adalah hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik baik pula seluruh tubuh, tetapi jika buruk buruk pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Teks Hadis
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر رضي الله عنهما قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: «إِنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِه، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَىً. أَلا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ. أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ» رواه البخاري ومسلم.

Ringkasan Fawaid Utama
  1. Hadis ini merupakan salah satu dari 3 hadis yang agama islam berputar padanya, Imam Ahmad. (IR)
  2. Segala sesuatu terbagi menjadi 3 (SU, SAS)
    1. Halal yang jelas,
    2. Haram yang jelas,
    3. Musytabih.
  3. Definisi musytabih. (SAS)
    1. Secara bahasa : bercampur
    2. Secara istilah, sebagaimana QS. ali imran : 7, yaitu apa-apa yang samar ilmu atau hukumnya bagi orang yang mau mengamalkan.
  4. Musytabih, mencakup 2 keadaan (SAS)
    1. Samar bagi ulama, maka wajib tawaqquf
    2. Samar bagi selain ulama, maka wajib bertanya atau menjauhi perkara tsb
  5. Makna "maka dia akan terjatuh pada yang haram", yaitu telah terjatuh kepada perkara haram, karena tidak memelihara agama dan kehormatan; dalam permasalah yang jelas musytabih. (SAS, SU)
  6. Besarnya peran hati dalam anggota badan, seperti pemimpin dan rakyat. (SU)
Ringkasan Fawaid Tambahan
  1. Keluar dari perselisihan para ulama, hukumnya mustahab; seperti batas rukhshoh safar hanya 4 hari. (SAS)
  2. Wara' tidak termasuk hadis ini krn hukumnya sunnah. (SAS)
  3. Perbedaan bid'ah dengan mashaalih mursalah. (SAS)
  4. Permasalahan penghasilan dari halal dan haram. (SAS)


Maraji' :
- IN : Imam Nawawiy, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- IDQ : Ibnu Daqiiq al-`Ied, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- SAS : Syaikh Shalih Alu Syaikh, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- SU : Syaikh Shalih al-`Ushaimiy, Dars Syarh Arbain, http://j-eman.com, 1433 H.

22 Agustus 2016

Ringkasan Fawaid Hadis Bahaya Bid'ah - Arbain Nawawi V

Agustus 22, 2016 Posted by Abu Kaab , , , , No comments
Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-mengada dalam urusan kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak.” Diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim.
Dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintahnya dari kami, maka amal itu tertolak.

Teks Hadis
عَنْ أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ» رواه البخاري ومسلم.
وفي رواية لمسلم: «مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»

Ringkasan Fawaid Utama
  1. Hadis ini merupakan timbangan amal dhohir, sebagaimana hadis umar merupakan timbangan amal bathin. (SU)
  2. Lima point dari definisi bid'ah. (SU, SAS)
  3. Bid'ah bisa terjadi di perkataan, perbuatan, dan aqidah. (SAS)
Ringkasan Fawaid Tambahan
  1. Perkara agama, mencakup ibadah dan muamalah. Contoh bid'ah dalam muamalah ialah penggantian hukuman cambuk dengan denda harta. (SAS)
  2. Perbedaan bid'ah dengan mashaalih mursalah. (SAS)
  3. Bid'ah secara bahasa. (SAS)



Maraji' :
- IN : Imam Nawawiy, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- IDQ : Ibnu Daqiiq al-`Ied, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- SAS : Syaikh Shalih Alu Syaikh, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- SU : Syaikh Shalih al-`Ushaimiy, Dars Syarh Arbain, http://j-eman.com, 1433 H.

15 Agustus 2016

Ringkasan Fawaid Hadis Proses Penciptaan Manusia dan Takdir yang Menyertainya - Arbain Nawawi IV

Agustus 15, 2016 Posted by Abu Kaab , , No comments
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan kepada kami dan beliau seorang yang jujur lagi diakui kejujurannya, “Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari berupa sperma, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian diutus seorang malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan empat kalimat: menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia. 
Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penghuni surga hingga jarak antaranya dan surga hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu dia beramal dengan amal penduduk neraka lalu ia pun memasukinya. Dan seseungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penduduk neraka hingga jarak antaranya dengan neraka hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amal penduduk surga, maka ia pun memasukinya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Teks Hadis
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا» رواه البخاري ومسلم

Ringkasan Fawaid Utama
  1. Hadis ini merupakan pokok dalam bab takdir (SAS)
  2. Pada keadaan 'alaqah, sudah dapat diketahui laki-laki / perempuan. (SU, SAS)
  3. Penulisan takdir dalam rahim terjadi dua kali : (SU)
    • Setelah 40 hari pertama, di awal kedua (hadis hudzaifah)
    • Setelah 40 hari yang ketiga / 3 bulan (hadis ini)
  4. Peniupan ruh setelah 40 hari ketiga, merupakan perkara 'kebanyakan'; kadang terjadi sebelum itu (SAS)
  5. Empat macam penulisan takdir : (SAS)
    1. takdir saabiq di lauhul mahfuudz (tidak dapat berubah)
    2. takdir 'umri (hadis ini)
    3. takdir sanawiy
    4. takdir yaumiy
  6. Tambahan 'fii maa yabduu linnaas', dalam hadis sahl bin sa'd di shahihain (SU)
Ringkasan Fawaid Tambahan
  1. Disunnahkan sumpah dalam rangka menekankan perkara tersebut dalam hati (IN)
  2. Empat macam hubungan ruh dan badan (SAS)



Maraji' :
- IN : Imam Nawawiy, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- IDQ : Ibnu Daqiiq al-`Ied, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- SAS : Syaikh Shalih Alu Syaikh, Syarh Arba'in an-Nawawiyyah, cet I, Darul Mustaqbal, Mesir, 1426 H.
- SU : Syaikh Shalih al-`Ushaimiy, Dars Syarh Arbain, http://j-eman.com, 1433 H.