Catatan Prasetyo Abu Kaab

7 Agustus 2018

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah dan Amalan-amalan yang lebih Ditekankan Saat Itu

Agustus 07, 2018 Posted by Abu Kaab , , No comments

Segala puji bagi Allah, dan semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad, beserta keluarganya dan para shahabatnya.
Amma ba'du,


Keutamaan 10 hari pertama bulan dzulhijjah

Wahai saudara-saudaraku yang senantiasa dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tidak terasa saat ini kita sudah sampai pada hari-hari yang mulia, hari-hari yang Allah gunakan untuk sumpah-Nya, di mana sumpah-Nya dengan menyebut makhluk-Nya menunjukkan kemuliaan makhluk tersebut.
Allah Ta'ala berfirman :
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)
(1)Demi fajar (subuh),
(2) dan demi malam-malam sepuluh (pertama bulan dzulhijjah)
[Q.S. Al-Fajr : 1-2]

Hal lain yang menunjukkan kemuliaan hari-hari 10 pertama bulan dzuhijjah adalah hadist yang diriwayatkan Abu Dawud dan selainnya dengan sanad shahih dari 'Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ , عَزَّ وَجَلَّ , الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ
"Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah di dalamnya dari sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah."

Makna "'Asyrah dzulhijjah"

Yang dimaksud dengan 'Asyrah dzulhijjah (sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah) adalah sembilan hari, yang akhirnya adalah hari Arafah. Penamaan sembilan hari dengan sepuluh hari karena pemutlakan kepada yang lebih banyak. (lihat Mu'jam Lughah Fiqhiyyah)

Di antara amalan-amalan yang lebih ditekankan saat itu

Wahai saudara-saudaraku yang senantiasa dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hendanya kita memanfaatkan waktu-waktu ini, 10 hari pertama bulan dzulhijjah, dengan semaksimal kemampuan kita. Berikut ini beberapa amalan yang hendaknya kita perhatian khususnya di hari-hari tersebut :

Perbanyak tahlil, tasbih, takbir, dan tahmid

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ , رَضِيَ الله عَنْهُمَا ، قَالَ : قالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَم عِنْدَ الله وَلا أَحَب إِلَيْهِ فِيهِنَّ الْعَمَلُ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ : عَشْر ذِي الحجة - أَوْ قَالَ : الْعَشْرِ - فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ من التَّهْلِيلَ والتسبيح , وَالتَّكْبِيرَ وَالتَّحْمِيدَ. رواه أبو بكر بن أبي شَيْبَة ، وعبد بن حميد وأبو يعلى ، والبيهقي في الشعب بسند صحيح.
Ibnu Umar dan Abu Hurairah radliyallahu’anhuma pernah keluar menuju ke pasar pada hari-hari sepuluh pertama bulan dzulhijjah, mereka berdua membaca takbir, maka orang-orang di pasar pun ikut bertakbir. (Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam shahihnya ta’liqan dengan shigha jazm).

Perbanyak puasa

Puasa juga diperbolehkan pada hari-hari tersebut (kecuali hari ke sepuluh), karena puasa merupakan sebaik-baik amal shaleh, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihiwasallam kepada Abu Umamah radliyallahuanhu ketika dia bertanya kepada beliau,” Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bermanfaat bagi diriku di hadapan Allah ta’ala! beliau menjawab, “Berpuasalah karena puasa itu tidak ada yang menyamainya.” (shahih targhib wat tarhib).

Pada hari itu pula disunnahkan puasa Arafah, Rasulullah shallallahu alaihiwasallam pernah ditanya tentang pahala puasa Arafah, kemudian beliau menjawab, “Puasa Arafah itu menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).

Prasetyo Abu Kaab